Dalam kehidupan seorang muslim, khitan
adalah wajib hukumnya bagi laki-laki. Selain sebuah perintah yang wajib
hukumnya bagi laki-laki dalam hukum Islam. Khitan memiliki maksud dan
tujuan yang dapat diterima oleh logika. Salah satu tujuannya adalah
untuk kesehatan dan kebersihan.
Selain itu bagi laki-laki yang berkhitan
akan berdampak langsung terhadap kehidupan seksnya.
Pada
beberapa studi awal untuk mempelajari efek khitan terhadap fungsi
seksual, dua penelitian terbaru memberikan hasil yang berlawanan dan
memberikan bukti untuk mendukung kedua pihak yang berdebat mengenai
prosedur ini. Dalam sebuah penelitian, para peneliti dari University of
North Carolina yang dipimpin oleh Dr. Kenneth Fink menunjukkan bahwa
pria dewasa yang melakukan khitan melaporkan penurunan baik pada fungsi
ereksi dan sensitivitas penis setelah prosedur tersebut.
Sementara pada penelitian lain,
berdasarkan hasil dari kelompok pasien yang lebih kecil, Dr. Sean
Collins dari Louisiana State University dan timnya menemukan bahwa pria
dewasa yang baru saja dikhitan melaporkan tidak adanya perbedaan pada
fungsi seksual setelah prosedur tersebut.
Fink dan timnya juga mencatat, meskipun
melaporkan penurunan dalam fungsi seksual mereka, 62% pria tersebut
mengatakan kalau mereka puas dengan hasil prosedur ini. Dalam dua
penelitiannya, kebanyakan pria menjalani prosedur ini untuk perawatan
kondisi medisnya, seperti fimosis, suatu kondisi dimana kulit luar tidak
dapat ditarik melewati kepala penis.
Akhir-akhir ini, sebuah perdebatan
berlangsung mengenai prosedur ini, dengan satu pihak menekankan
penurunan jumlah infeksi dan PMS diantara pria yang dikhitan dan di
pihak lain menekankan rasa sakit serta stress yang ditimbulkan terhadap
seorang bayi saat di khitan, selain komplikasi yang mungkin ditimbulkan
oleh prosedur ini. Saat ini the American Academy of Pediatrics
menganggap keuntungan medis potensial dari khitan pada pria tidaklah
terlalu penting untuk sampai direkomendasikan agar semua anak laki-laki
dikhitan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fink
dan timnya, para peneliti meneliti 123 pria yang telah dikhitan untuk
membandingkan fungsi dan kenikmatan seksual yang mereka rasakan sebelum
dan sesudah di khitan, sementara penelitian Collins dan rekan-rekannya
berdasarkan survei terhadap 15 pria yang dilakukan khitan pada saat
sebelum dan 12 minggu setelah prosedur.
Berkomentar terhadap penelitian Collins
kepada Reuters Health, Fink menjelaskan kalau berbicara kepada pasien
sebelum dan setelah prosedur merupakan cara yang lebih baik untuk
mengukur perubahan, tapi kalau hanya terhadap 15 pasien merupakan jumlah
yang terlalu kecil untuk mendeteksi apapun kecuali perbedaan ukuran.
Fink menambahkan bahwa kedua penelitian
ini memiliki kelemahan yaitu mereka meneliti perubahan fungsi seksual
pada orang dewasa setelah melakukan khitan dimana, pada banyak kasus,
melakukan khitan untuk memperbaiki masalah medis mereka. Konsekuensinya,
Fink menjelaskan bahwa laporan seorang pria akan kenikmatan dan fungsi
seksualnya mungkin dipengaruhi oleh kondisi medis yang ditandai oleh
khitan.
Dengan alasan ini, Fink mengatakan,
seseorang dapat menduga para partisipan penelitian untuk melaporkan
peningkatan dalam fungsi seks setelah dikhitan, yang bisa jadi
disebabkan perbaikan kondisi medisnya. Namun, penurunan fungsi seksual,
seperti yang dilaporkan dalam penelitian Fink, menunjukkan kalau mungkin
ada faktor lain yang mempengaruhi perubahan ini, katanya.
Sebagai penjelasan mengenai mengapa pria
dalam penelitiannya melaporkan kepuasaan yang tinggi meskipun ada
penurunan dalam fungsi seksualnya, Fink mengatakan kalau beberapa orang
merasa senang akan penurunan sensitifitasnya, yang memungkinkan mereka
untuk menunda orgasme dan lebih baik dalam memuaskan pasangannya. Fink
mencatat kalau laporan pria akan kepuasaan seksualnya tergantung banyak
faktor. “Ini berarti berbeda untuk tiap pria,” katanya, “Secara
keseluruhan, tampaknya cukup berharga bagi mereka untuk menjalani khitan
ini.”
Fink menekankan kalau penelitian
mengenai khitan pada orang dewasa tidaklah dapat langsung diaplikasikan
pada bayi yang baru lahir. Tapi mungkin dapat menjadi pertimbangan orang
tua saat memutuskan untuk menyunat anaknya.
Mungkin informasi diatas sangat bermanfaat. Bagi laki-laki yang memiliki beberapa masalah dengan seksual seperti masalah Ejakulasi Dini dan masalah Disfungsi Ereksi. Saat ini tidak perlu khawatir lagi karena ada Foredi Gel dan GASA yang akan mengatasi kedua masalah tersebut. Keduanya terbuat dari bahan alami atau 100% Herbal yang aman bagi penderita jantung sekalipun
0 Comments
Sharing Di Komen Yuk...